Senin, 29 Oktober 2012

Pengunjung Inacraft 2012 Minati Produk Labura

Sejumlah komoditas andalan hasil kerajinan rumah tangga dari Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) yang dipamerkan di even Inacraft 2012 (International Handicraft Trade Fair) di Jakarta Convention Center (JCC) sejak dibuka hari pertama, Rabu ( 25/4), mendapat respon positif dan diminati banyak para pengunjung.
Di antara komoditas yang lebih diminati para pengunjung yang datang menyambangi stan pameran Pemkab Labura yang dibawakan melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Labura antara lain sapu lidi hias, kerupuk udang Tanjung Leidong, terasi dan ikan teri dari Tanjung Leidong, Kecamatan Kualuh Leidong.

Sapu lidi hias yang bahan bakunya bersumber dari lidi kelapa sawit ini dihias sedemikian rupa menjadi cantik serta harganya sangat terjangkau, Rp 15.000 per ikat, sehingga para pembeli yang sebahagian besar adalah kaum ibu-ibu banyak yang tertarik dan membelinya.

Sekretaris Dekranasda Labura, Muhammad Dariyatsyah yang ikut dalam pameran Inacraft 2012 tersebut kepada beberapa pengunjung mengatakan, pengembangan sapu lidi hias ini sangat berpotensi di Labura mengingat bahan bakunya banyak tersedia dengan keberadaan perkebunan kelapa sawit di Labura.

Mewakili Ketua Umum Dekranasda Labura, Hj Ely Zarwati Kharuddin Syah dan Wakil Ketua Hj Eli Riana Minan Pasaribu, secara khusus kepada MedanBisnis, mengatakan pengembangan usaha lidi hias ini akan tetap dikembangkan. Dengan didukung bahan baku yang sangat memadai, kerajinan yang berbahan baku dari lidi kelapa sawit ini juga akan dikembangkan lagi menjadi berbagai macam kerajinan lainnnya. Di antaranya berupa kerancang parsel dan beberapa keperluan dan hiasan rumah tangga.

Dari pantauan MedanBisnis, kehadiran kerupuk udang Tanjung Leidong, terasi dan ikan teri dalam acara pameran tersebut juga diminati banyak para pengunjung yang sebagian besar dari daerah di luar Sumatera Utara khususnya masyarakat yang tinggal di ibukota Jakarta.
Dengan tester kerupuk udang yang disajikan petugas di stan, para pengunjung banyak yang menyukai rasanya yang khas udangnya dan lemaknya, sehingga para pengunjung banyak yang membeli.

“Sebelumnya sektor industri kecil dan menengah (IKM ) khususnya hasil kerajinan dan home industry di Labura kurang mendapat pembinaan. Sehingga melalui Dekranasda Labura bekerja sama dengan Disperindag Labura dan pihak ketiga (pengusaha-red) akan tetap melakukan pengembangan IKM lewat pembinaan secara berkesinambungan,” kata Dariyat yang juga Sekretaris Disperindag Labura ini.

Dikatakannya, event Inacraft ini juga merupakan momen untuk mempromosikan hasil-hasil industri kecil dan menengah yang ada di Labura yang selama ini juga menjadi salah satu kendala bagi perajin dalam memasarkan hasil usahanya. (sumber : medan bisnis, ricardo simanjuntak)

Indomaret dinilai monopoli di Sumut

MEDAN - Maraknya waralaba pasar modern Indomaret di Sumatera Utara (Sumut) membuat gerah masyarakat. Melalui lembaga advokasi Majelis Ulama Indonesia Sumut (LADUI MUI SU), masyarakat mengajukan class action atas maraknya pasar swalayan waralaba ini.

Sebanyak 16 kepala daerah di Sumut mendapat gugatan ke Pengadlan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan. Adapun ke-16 pihak tergugat adalah Walikota Medan, Walikota Binjai, Walikota Tebing Tinggi, Walikota Pematang Siantar, Walikota Tanjung Balai, Bupati Deliserdang, Bupati Langkat, Bupati Serdang Bedagai, Bupati Simalungun, Bupati Asahan, Bupati Labuhan Batu, Bupati Labuhan Batu Utara, Bupati Labuhan Batu Selatan, Bupati Tapanuli Selatan, Bupati Padang Lawas Utara dan Bupati Padang Lawas.

Pihak LADUI MUI SU, menduga adanya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam penyebaran waralaba ini.  Kuasa hukum penggugat, Hamdani   menilai para tergugat telah membiarkan dengan cara memberi izin kepada Indomaret melakukan praktik usaha yang mengakibatkan pelaku usaha kecil mengalami kerugian dalam menjual usahanya di daerah-daerah tersebut.

Sedangkan dasar gugatannya, lanjut Hamdani, pihaknya pernah melayangkan surat penggugat pada tergugat, namun tidak mendapat respon. Karena itulah penggugat menduga tergugat melindungi pengusaha ritel Indomaret. Adapun kepentingan penggugat, lanjutnya, sebagai Direktur LADUI MUI SU yang mewakili kepentingan hukum lembaga ke dalam dan keluar guna menjalankan peran dan fungsi LADUI MUI SU mengurus kepentingan umat Islam di wilayah Sumatera Utara.

"Kita telah menyurati ke-16 walikota dan bupati memohon supaya ritel Indomaret ditutup dan izinya dicabut. Tetapi tidak direspon maka sesuai dengan UU No 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara berarti seluruh walikota dan bupati yang digugat berkewajiban hukum untuk merespon surat yang sifatnya strategis seperti Lembaga Advokasi," ujar Hamdani.

Menanggapi isi gugatan penggugat, seorang kuasa tergugat perwakilan dari Kabupaten Simalungun SML Simangunsong mengatakan sampai sejauh ini pihak pemkab belum menemukan daftar izin yang dimohonkan perusahaan ritel Indomaret. "Kalau yang minta izin ke kami atas nama Indomaret tidak ada, tapi ada PT dan ada CV yang minta izin SITU dan SIUP," ucap staf ahli bidang hukum Pemkab Simalungun ini.

Bahkan Simangunsong sendiri baru diberitahu oleh pimpinan agar mengikuti sidang saat ini pada dua hari yang lalu. "Aku baru dua hari tahu ada panggilan ini, makanya aku belum panggil Kadis Disperindag dan Kepala Kantor Pelayanan Izin Terpadu," ucapnya kembali.

Sedangkan perwakilan dari Pemkab Labuhan Batu Utara (Labura) saat dikonfirmasi mengatakan bahwa saat ini di Labusel baru ada satu outlet Indomaret, itupun beroperasi tiga hari lalu.

Namun, mengenai izin perdagangan, pemerintahan kabupaten Labura tidak menerima permohonan dari pihak Indomaret. "Izin perdagangan mengatasnamakan Indomaret, kami tidak menerima," ucap Plt Kasubbag Perundang-undangan Kabupaten Labuhan Batu Utara yang tidak mau menyebutkan namanya ini.
sumber : waspada online

Disperindag Berikan Alat Industri Keripik Pada Warga

Aek Kanopan, Labura - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) laksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan bantuan alat industri keripik ubi dan pisang di lingkungan IV wonosari Kelurahan Aek kanopan, Kecamatan Kualuh hulu (6/6/2012).

Dalam arahannya Kepala Disperidag, DRS.H.Ismael Hasibuan,MM menghimbau pada warga dan para peserta agar program pengembangan IKM dan UKM dapat meningkatkan penghasilan ekonomi dan tentunya diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Disamping itu, melalui kegiatan ini agar masyarakat Labura cinta dengan produk dalam negeri serta sekaligus dapat menjadikan income perkapita dan menjadi produk andalan Kabupaten Labura dan dapat menembus nilai jual pasar. Berkat adanya kegiatan dan bantuan dari Disperindag, masyarakat khususnya lingkungan wonosari IV merasa senang dan terbantu.

Kabid industri, Umar Dani saat ditemui kabarlabura.com menuturkan pihak kita kedepannya juga akan coba mengupayakan bantuan alat untuk packing kemasan keripik. Agar hasil kreasi warga dapat dipasarkan ke kios-kios sampai ke pusat perbelanjaan mini market dan tingkat plaza.
(sumber : kabarlabura.com)

Labura Tampilkan Kerajinan di PRJ

Labuhanbatu Utara (Labura) menjadi salah satu peserta aktif pada Pameran Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang berlangsung sejak 14 Juni hingga 15 Juli mendatang.

Pada kegiatan itu, Pemkab Labura bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dengan menampilkan sejumlah hasil kerajinan yang dihasilkan masyarakat. Bupati Labura H Kharuddin Syah SE sendiri sa­ngat mendukung kesertaan Labura pada event itu karena hal itu merupakan salah satu momen memperkenalkan kabupaten baru itu di tingkat nasional.

“Pemkab Labura dan Dekranasda mencoba memperkenalkan berbagai potensi dalam event PRJ yang sedang berlangsung sekarang. Labura merupakan peserta aktif walau kita merupakan kabupaten baru,” kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Labura M Dariyatsyah mengutip ucapan Bupati Labura H Kharuddin Syah SE kepada Jurnal, Rabu (20/6).

Karena melalui kegiatan itu diharapkan Labura semakin dikenal baik di tingkat regional maupun nasional. Tujuan lain adalah memperkenalkan potensi kabupaten itu kepada investor yang diharapkan mau menanamkan modalnya dan mempercepat kemajuan Labura.

Sementara Ketua Dekranasda Labura Hj Ely Zarwati Kharuddin Syah melalui Wakilnya Hj Ely Riana Minan Pasaribu menjelaskan, pada kegiatan itu menampilkan kerajinan industri kecil yang merupakan karya masyarakat Labura. Diantara hasil dan kerajinan yang ditampilkan pada PRJ 2012 itu adalah ikan teri nasi, terasi, sapu lidi hias, anyaman tikar pandan dan kerupuk udang.

“Pembinaan kerajinan kecil ini sangat penting guna meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga mereka lebih giat dan aktif lagi mengembangkannya,” katanya mengenai bahan-bahan yang dipamerkan pada acara yang dibuka Presiden RI Dr H Susilo Bambang Yudhoyono itu.

M Dariyat yang juga Sekretaris Dekranasda menambahkan, selain hasil dan kerajinan kecil, stand Pemkab Labura yang berada di Hall C-1 Nomor 87 itu juga menampilkan sejumlah potensi yang ada di kabupaten baru itu. Diantara potensi yang ditampilkan adalah cangkang sawit, crude palm oil (CPO), carnel, bahan mentah batubara dan bahan mentah batu granit. “Kita menampilkan potensi ini pada PRJ dalam rangka menarik investor agar mau berinivestasi di Labura,” jelasnya.
Sukardi | Aekkanopan | Jurnal Medan

Kerupuk Udang Tanjung Leidong Diharapkan Jadi Ikon Pembinaan IKM Labura

Aekkanopan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), H Ismael Hasibuan MM mengatakan, kerupuk udang Tanjung Leidong diharapkan menjadi ikon (model) pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Labura.Dijelaskannya, dari beberapa IKM yang ada di Labura seperti halnya industri tahu dan tempe, terasi, keripik pisang, panda besi, pabrik roti, sulaman dan border dan lain sebagainya, untuk saat ini Disperindag masih memfokuskan pembinaan terhadap kerupuk udang Tanjung Leidon yang merupakan hasil home industri dari Kelurahan Tanjung Leidong, Kecamatan Kualuh Hulu.

Sejauh ini, lanjutnya, Disperindag bekerja sama dengan PT Edyson Unedo yang merupakan mitra melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha kerupuk udang Tanjung Leidong. “Dari sekian banyak IKM yang ada di Labura, untuk saat ini kita masih fokus terhadap pembinaan kerupuk udang Tanjung Leidong. Dan setelah ini berhasil, maka kerupuk udang Tanjung Leidong sudah bisa menjadi model pembinaan bagi IKM lain yang ada di Labura.
Kerupuk hasil home industri ini, tambahnya, sudah 30 tahun ditekuni pengrajin. Namun selama ini, produksi dan pemasarannya masih terbatas atau masih sebatas  pesanan konsumen. Demikian halnya kemasannya selama ini masih sangat sederhana, masih sebatas dibungkus menggunakan  plastik polos tanpa merek serta izin usaha dan izin kesehatannya belum ada, sehingga harganyapun lumayan murah.

Tetapi sekarang, lanjutnya, dengan sentuhan pihak ketiga yang bermitra dengan Disperindag Labura untuk membina para pelaku usaha kerupuk udang Tanjung Leidong, telah berupaya menciptakan kemasan yang lebih baik dan menarik serta melengkapi perizinan, salah satunya izin kesehatan untuk meyakinkan konsumen. Produk kerupuk ini telah menembus pasar yang lebih luas yang salah satunya Kota Medan.

Kepala Kantor Cabang, PT Edyson Unedo di Labura, Wily Simanjuntak mengatakan, kehadirannya sebagai mitra membina usaha kerupuk udang tidak terlepas dari keseriusan pihak Pemkab Labura melalui Disperindag untuk mengembangkan IKM di Labura.

“Yang paling utama adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan IKM yang ada di Labura. Sehingga dengan demikian, pendapatan masyarakat Labura khususnya di bidang IKM akan meningkat,” kata Wily.